Benzena Vientte
Kamis, 16 Februari 2012
Kamis, 02 Februari 2012
10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga
1. Abu Bakar bin Abi Qahafah (As siddiq),
adalah seorang Quraisy dari kabilah yang sama dengan Rasulullah, hanya
berbeda keluarga. Bila Abu Bakar berasal dari keluarga Tamimi, maka
Rasulullah berasal dari keluarga Hasyimi. Keutamaannya, Abu Bakar adalah
seorang pedagang yang selalu menjaga kehormatan diri. Ia seorang yang
kaya, pengaruhnya besar serta memiliki akhlaq yang mulia. Sebelum
datangnya Islam, beliau adalah sahabat Rasulullah yang memiliki karakter
yang mirip dengan Rasulullah. Belum pernah ada orang yang menyaksikan
Abu Bakar minum arak atau pun menyembah berhala. Dia tidak pernah
berdusta. Begitu banyak kemiripan antara beliau dengan Rasulullah
sehingga tak heran kemudian beliau menjadi khalifah pertama setelah
Rasulullah wafat. Rasulullah selalu mengutamakan Abu Bakar ketimbang
para sahabatnya yang lain sehingga tampak menojol di tengah tengah orang
lain.
“Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh ummat niscaya akan lebih berat keimanan Abu Bakar. ”(HR. Al Baihaqi)
Al Qur’an pun banyak mengisyaratkan
sikap dan tindakannya seperti yang dikatakan dalam firmanNya, QS Al Lail
5-7, 17-21, Fushilat 30, At Taubah 40. Dalam masa yang singkat sebagai
Khalifah, Abu Bakar telah banyak memperbarui kehidupan kaum muslimin,
memerangi nabi palsu, dan kaum muslimin yang tidak mau membayar zakat.
Pada masa pemerintahannya pulalah penulisan AlQur’an dalam
lembaran-lembaran dimulai.
2. Umar Ibnul Khattab,
ia berasal dari kabilah yang sama dengan Rasulullah SAW dan masih satu
kakek yakni Ka’ab bin Luai. Umar masuk Islam setelah bertemu dengan
adiknya Fatimah daan suami adiknya Said bin Zaid pada tahun keenam
kenabian dan sebelum Umar telah ada 39 orang lelaki dan 26 wanita yang
masuk Islam. Di kaumnya Umar dikenal sebagai seorang yang pandai
berdiskusi, berdialog, memecahkan permasalahan serta bertempramen kasar.
Setelah Umar masuk Islam, da’wah kemudian dilakukan secara
terang-terangan, begitupun di saat hijrah, Umar adalah segelintir orang
yang berhijrah dengan terang-terangan. Ia sengaja berangkat pada siang
hari dan melewati gerombolan Quraisy. Ketika melewati mereka, Umar
berkata, ”Aku akan meninggalkan Mekah dan menuju Madinah. Siapa yang
ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi
yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini!” Mendengar
perkataan Umar tak seorangpun yang berani membuntuti apalagi mencegah
Umar. Banyak pendapat Umar yang dibenarkan oleh Allah dengan menurunkan
firmanNya seperti saat peristiwa kematian Abdullah bin Ubay (QS 9:84),
ataupun saat penentuan perlakuan terhadap tawanan saat perang Badar,
pendapat Umar dibenarkan Allah dengan turunnya ayat 67 surat Al Anfal.
Sebagai khalifah, Umar adalah seorang
yang sangat memperhatikan kesejahteraan ummatnya, sampai setiap malam ia
berkeliling khawatir masih ada yang belum terpenuhi kebutuhannya, serta
kekuasaan Islam pun semakin meluas keluar jazirah Arab.
3. Utsman bin Affan,
sebuah Hadits yang menggambarkan pribadi Utsman : “Orang yang paling
kasih sayang diantara ummatku adalah Abu Bakar, dan paling teguh dalam
menjaga ajaran Allah adalah Umar, dan yang paling bersifat pemalu adalah
Utsman. (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, At Tirmidzi) Utsman adalah
seorang yang sangat dermawan, dalam sebuah persiapan pasukan pernah
Utsman yang membiayainya seorang diri. Setelah kaum muslimin hijrah,
saat kesulitan air, Utsmanlah yang membeli sumur dari seorang Yahudi
untuk kepentingan kaum muslimin. Pada masa kepemimpinannya Utsman
merintis penulisan Al Qur’an dalam bentuk mushaf, dari lembaran-lembaran
yang mulai ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar.
4. Sahabat berikutnya adalah Ali bin Abi Thalib,
pemuda pertama yang masuk Islam, ia yang menggantikan posisi Rasulullah
di tempat tidurnya saat beliau hijrah, Ali yang dinikahkan oleh
Rasulullah dengan putri kesayangannya Fatimah, Ali yang sangat sederhana
kehidupannya.
5. Sahabat kelima yang dijamin oleh Rasulullah SAW masuk surga adalah Thalhah bin Ubaidillah
yang pada Uhud terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah serta
jari tangannya putus. Namun Thalhah yang berperawakan kekar serta sangat
kuat inilah yang melindungi Rasulullah disaat saat genting, beliau
memapah Rasulullah yang tubuhnya telah berdarah menaiki bukit Uhud yang
berada di ujung medan pertempuran saat kaum musyrikin pergi meninggalkan
medan peperangan karena mengira Rasulullah telah wafat. Saat itu
Thalhah berkata kepada Rasulullah, ”Aku tebus engkau ya Rasulullah
dengan ayah dan ibuku.” Nabi tersenyum seraya berkata, ”Engkau adalah
Thalhah kebajikan.” Sejak itu Beliau mendapat julukan Burung Elang hari
Uhud. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, ”Orang ini
termasuk yang gugur dan barang siapa yang senang melihat seorang yang
syahid berjalan di muka bumi maka lihatlah Thalhah.”
6. Azzubair bin Awwam,
sahabat yang berikutnya, adalah sahabat karib dari Thalhah. Beliau
muslim pada usia lima belas tahun dan hjrah pada usia delapan belas
tahun, dengan siksaan yang ia terima dari pamannya sendiri. Kepahlawanan
Azzubair ibnul Awwam pertama terlihat dalam Badar saat ia berhadapan
dengan Ubaidah bin Said Ibnul Ash. Azzubair ibnul Awwam berhasil
menombak kedua matanya sehingga akhirnya ia tersungkur tak bergerak
lagi, hal ini membuat pasukan Quraisy ketakutan.
Rasulullah sangat mencintai Azzubair
ibnul Awwam beliau pernah bersabda, ”Setiap nabi memiliki pengikut
pendamping yang setia (hawari), dan hawariku adalah Azzubair ibnul
Awwam.” Azzubair ibnul Awwam adalah suami Asma binti Abu Bakar yang
mengantarkan makanan pada Rasul saat beliau hijrah bersama ayahnya. Pada
masa pemerintahan Umar, saat panglima perang menghadapi tentara Romawi
di Mesir Amr bin Ash meminta bala bantuan pada Amirul Mu’minin, Umar
mengirimkan empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan,
dan ia menulis surat yang isinya, ”Aku mengirim empat ribu prajurit
bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat terkemuka dan
masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang
komandan itu? Mereka adalah Ubadah ibnu Assamit, Almiqdaad ibnul Aswad,
Maslamah bin Mukhalid, dan Azzubair bin Awwam.” Demikianlah dengan izin
Allah, pasukan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan.
7. Adalah Abdurrahman bin Auf,
yang disebutkan berikutnya, adalah seorang pedagang yang sukses, namun
saat berhijrah ia meninggalkan semua harta yang telah ia usahakan sekian
lama. Namun saat telah di Madinahpun beliau kembali menjadi seorang
yang kaya raya, dan saat beliau meninggal, wasiat beliau adalah agar
setiap peserta perang Badar yang masih hidup mendapat empat ratus dinar,
sedang yang masih hidup saat itu sekitar seratus orang, termasuk Ali
dan Utsman. Beliaupun berwasiat agar sebagian hartanya diberikan kepada
ummahatul muslimin, sehingga Aisyah berdoa: “Semoga Allah memberi minum
kepadanya air dari mata air Salsabil di surga.”
8. Sahabat yang disebutkan berikutnya adalah Saad bin Abi Waqqash,
orang pertama yang terkena panah fisabilillah, seorang yang
keislamannya sangat dikecam oleh ibunya, namun tetap tabah, dan kukuh
pada keislamannya.
9. Said bin Zaid , adik
ipar Umar, adalah orang yang dididik oleh seorang ayah yang beroleh
bihayah Islam tanpa melalui kitab atau nabi mereka seperti halnya Salman
Al Farisi, dan Abu Dzar Al Ghifari. Banyak orang yang lemah berkumpul
di rumah mereka untuk memperoleh ketenteraman dan keamanan, serta
penghilang rasa lapar, karena Said adalah seorang sahabat yang dermawan
dan murah tangan.
10. Nama terakhir yang meraih jaminan surga adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, yang
akhirnya terpaksa membunuh ayahnya saat Badar, sehingga Allah
menurunkan QS Al Mujadilah : 22. Begitupun dalam perang Uhud, Abu
Ubaidahlah yang mencabut besi tajam yang menempel pada kedua rahang
Rasulullah, dan dengan begitu beliau rela kehilangan giginya. Abu
Ubaidah mendapat gelar dari Rasulullah sebagai pemegang amanat ummat,
seperti dalam sabda beliau : “Tiap-tiap ummat ada orang pemegang amanat,
dan pemegang amanat ummat ini adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah.”
sumber http://www.2lisan.com
Langganan:
Postingan (Atom)